08 July 2006




Sebuah Sajak Yusuf Fansuri
PELURU:SEPANTAS KILAT
Untukmu O Palestina


Sepantas kilat, peluru bersayap
Membenam hinggap dalam merah
Darah pancut menyiram putih jubah
Lemah terkulai menyembah tanah

Malaikat mampu menabur hanya
Wangi syurga di tubuh sekujur
Kaku dibungkus debu-debu

Tangisan jadi desing menikam
Alam pun luka diguris sengketa
Raung seorang ibu tenggelam
Tanpa henti das tembakan bertubi

Jadi butir-butir tembok kaku
Hujan kering runcing bertaburan
Sunyi digegar guruh kebal besi

Palestina keliru berabad-abad
Ditunggu damai tak kunjung tiba
Pisau sangsi semakin tajam tatkala
Nyawa hanya bernilai peluru sebiji!

Sebuah Sajak Yusuf Fansuri
PELURU: METROPALESTIN


udara berdesing di awan
peluru bersayap hinggap
di dahan-dahan angin

debudarah menjalar akar
hering menjelir lidah elang
menunggu habuan mangsa

ini metropalestin...
dindingnya dari kulit manusia
pasaknya dari tulang manusia

bedil molotov adalah percik bunga pesta
letup periuk api adalah neon warna
jeritan asing adalah lagu larut malam

inilah metropalestin...
sebuah kota dari ngeri mimpi yahudi
sebuah kota berwajah hewan zion
sebuah kota berjiwa setan terlaknat tuhan














sebuah puisi Yusuf Fansuri
PELURU DIAM


i)
MEMILIH DIAM

Tika sunyi menjerit
memilih diam,
aduh! Sukarnya.

Tika amarah melengking
memilih diam,
aduh! Sukarnya.

Tika belajar ingin
memilih diam,
aduh! Sukarnya.

ii)

MEMILIH UNTUK DIAM
-Suara bisu sunyi nyanyi


tika nyaring suara tersekat di halkum
menyata tentang berita kebenaran
bisu menjahit bibir , kata terkunci mati
O sukarnya memilih untuk sahaja diam!

iii)
DIAM


Diam

Senjata
Tajam
Menyembelih
Leher
Kata

Bisu
Bernyawa!