17 January 2006

Sebuah puisi Yusuf Fansuri
PELURU: RADAR

HIDUP adalah
air
terjun
hanyut di arus,
kitalah
berenang merentas
kekosongan
mencari
sesuatu
dan
hilang
entah ke mana….

Adakah kita telah menemui-Nya?

Kitalah ingin rasa bermain
seringkali
kitalah jua enggan meneruskan sanggup.
Kitalah ingin memilih permainan
seringkali
kitalah jua enggan menerima erti kalah.

Radar
nun di langit tinggi
jika hilang ketimbang fikir
bebaskan jiwamu
bebas
bebaskan ruhmu
bebas
ganjarnya adalah keabadian!

Air terjun
adalah HIDUP
kitalah penghirup
air sungai-Nya.

16 January 2006


sebuah sajak Yusuf Fansuri
PELURU: PROPAGANDA
menembusi peluru
terus membenam
di ulu kalbu
tersembur darah
dari tubuh merah
urat derai berkecai
badan ini mati
hayat disiat
racun propaganda




08 January 2006


Sebuah sajak Yusuf Fansuri
PELURU: PRISMA


O Kekasih…
Mencintaimu
Segalanya
Tubuh jadi kontang
Menahan tak terdaya
Desak seni naluri

O tuhan…
Harus mengapa cuba dusta
Tatkala hati banjir
Tenggelam aku
Di dasar tanpa tepian

O tuhan…
Harus mengapa cuba berkata
Jangan berfikir untuk mudah
Air tak bisa padam api cinta

O kekasih
Tak akan lepaskan kamu (aku)
Meski anjing menyalak tubuh
Menghasut biarkan kamu (aku) berlalu!

06 January 2006

Sebuah sajak Yusuf Fansuri
PELURU(PENABUR)

das tembak
muntah
di lobang besi
pantas
m
e
l
u
n
c
u
r
mengoyak
daging angin
BERDARAH!
Aku
kejar
peluru
tubuh
aku
bernyawa masih!

04 January 2006

sebuah sajak Yusuf Fansuri
PELURU: LOBANG
untuk sajak-sajak noir zach

dalam peluru
ada lobang
peluru berlobang

peluru membunuh debu


peluru berlobang
ada lobang
dalam peluru


sebuah sajak Yusuf Fansuri
PELURU HANTU
- Untuk Zacharia Abdulmanan

bisa racun peluru hantu
penawar jadi mujarab obat
mati tak mudah meski terbunuh berkali
terus sang elang terbang melayang
menerjah puncak tinggi awam
menyembah patuh raja WALI !